Jumat, 11 Oktober 2019

Sejarah Tarian Tradisional Purworejo

Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang sangat banyak memiliki adat istiadat dan budaya tradisional. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang juga memiliki warisan budaya, cagar budaya, bangunan bersejarah, adat istiadat, dan ritual adat adalah kabupaten Purworejo. Kesenian tari atau tarian asal Purworejo yang sangat populer adalah Ndolalak.



SEJARAH TARIAN DOLALAK



Asal usul kata Dolalak yang diambil dari ucapan serdadu Belanda pada masa penjajahan. Istilah Dolalak diambil dari kata do la la ya yang merupakan ucapan notasi dari lagu diatonis  yang dinyanyikan para serdadu Belanda yang mana saat menyanyikan mereka juga sambil menari. 

Menurut cerita yang dikabarkan, bahwa sejarah Ndolalak Purworejo pada awal mulanya dikreasikan oleh 3 bersaudara yang kebetulan mereka adalah para santri pada masa penjajahan Belanda di tahun 1925. Mereka adalah Rejotaruno, Ronodimejo, dan Duliyat. 

Sekitar tahun 1925 ketiga santri itu bersama warga yang sempat menjadi serdadu Belanda membentuk Kesenian Ndolalak. Pada awalnya kesenian Dolalak tidak diiringi instrumen musik, tapi hanya dengan vokal lagu yang dinyanyikan secara bergantian oleh para penari Ndolalak. Lambat laun kesenian Dolalak bisa diterima oleh masyarakat sehingga semakin banyak warga yang tertarik untuk menonton dan juga belajar tari Ndolalak. Sehingga perkembangan kesenian Dolalak selanjutnya diiringi dengan musik yang dipadu dengan tembang Jawa dan juga sholawatan.

Pada awalnya tari Ndolalak dilakukan hanya oleh kaum pria atau laki-laki saja, termasuk untuk kreasi pola lantai tari Dolalak, dan hanya terbatas pada wilayah tertentu. Perkembangan kesenian Ndolalak Purwerejo selanjutnya terus mengalami perubahan yang mana sudah boleh dilakukan oleh kaum wanita serta bisa dipertunjukkan di seluruh wilayah Purworejo. 

Wilayah perkembangan tarian Dolalak dimulai dari desa Kaligoro ke Kaligesing sampai hampir ke seluruh kecamatan Kaligesing memiliki grup kesenian Dolalak. Selanjutnya, dari kecamatan Keligesing, tarian Dolalak bisa masuk sampai ke kota Purworejo dan menjadi tontonan menarik yang disukai penduduk di kota Purworejo pada waktu itu. 

Karena semua lapisan masyarakat di wilayah kabupaten Purworejo menilai bahwa tarian Dolalak merupakan pertunjukan rakyat yang sehat dan menarik, maka masyarakat, pemerintah, dan instansi terkait selalu berusaha untuk mengapresiasi, melestarikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan kesenian Ndolalak agar bisa selaras dengan kemajuan jaman.



SEJARAH TARIAN GAMBIR ANOM

Tidak hanya Dolalak, gemulai gerakan penari Tari Gambir Anom Jawa Tengah ini seakan menghipnotis tiap penonton yang menyaksikan pertunjukan kesenian tersebut. Tarian yang berasal dari Surakarta ini memiliki banyak sekali keunikan mulai dari sejarah, kostum, hingga alat musik pengiringnya. Sejarah dari Tari Gambir memang tidak banyak diulas oleh para seniman, namun demikian disinyalir kesenian yang mempertunjukan keindahan gerak berirama ini telah ada pada masa Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarata.



Menurut wikipedia Pada masa lalu tarian ini termasuk tarian yang dipertunjukan di dalam keraton sebagai salah satu sambutan bagi tamu agung yang diperankan oleh seorang laki-laki. Hal ini tentu tidak dapat dilepaskan dari cerita yang dikisahkan dalam gerakan tari tersebut. Adapun kisah cerita yang dibawakan dalam tarian ini yakni tentang tokoh Irawan yang merupakan putra Arjuna dan tengah jatuh cinta pada lawan jenisnya. Keunikan gerakan juga dapat kita lihat dengan jelas, dimana tarian ini selain memamerkan gerakan yang gemulai juga sedikit banyak memperlihatkan gerakan pantonim seperti berdandan, bingung dan lain sebagainya.

Meskipun pada awalnya tarian ini dibawakan oleh seorang penari laki-laki secara tunggal, namun dalam perkembangannya saat ini tak jarang penari Tari Gambir diperankan oleh seorang perempuan. Ketika tarian ini dipertunjukkan dalam sebuah acara penghormatan biasanya penari akan mengalungkan sampur yang menjadi propertinya pada tamu agung tersebut, hal ini menandakan penari mengajak tamu kehormatan tersebut untuk ikut menari bersamanya.